Suhadi, mustahik program pemberdayaan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) ini terus bersemangat untuk berjuang mengubah kondisi keluarga kecilnya agar bangkit dan memiliki perkonomian yang baik.
Tahun 2015 lalu, ia terpaksa harus berhenti bekerja dari posisi teknisi di sebuah perusahaan farmasi di Jakarta, setelah itu ia hanya bekerja serabutan untuk menghidupi dirinya dan membantu keluarganya. Pendapatannya tak menentu, bahkan sering dalam satu hari tak mendapat pendapatan apapun.
Hingga pada tahun 2019, Suhadi bertemu dengan BAZNAS dan mendapatkan bantuan berupa program Kopi Kampung. Ia diberi bantuan modal usaha, bantuan perlengkapan kopi, gerobak usaha, hingga diberikan pelatihan dan pendampingan.
“Alhamdulillah ini, sama BAZNAS dikasih bantuan modal, gerobak, peralatan kopi. Jadi bisa buat usaha dan dikembangin,” katanya saat ditemui.
Pria berusia 31 tahun itu sangat berterima kasih atas bantuan yang berasal dari dana zakat masyarakat dan disalurkan melalui BAZNAS tersebut. Ia berkomitmen untuk tekun mengembangkan usaha Kopi Kampung BAZNAS. Ia biasa berjualan di Jalan Cengkeh Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat dekat dengan daerah wisata Kota Tua.
Namun pandemi Covid-19 terjadi, pendapatannya menurun drastis dari yang biasanya jika ramai dalam satu hari pendapatannya hingga Rp500.000, bahkan sampai tidak dapat apapun karena kebijakan PPKM saat pandemi. Rata-rata pendapatan Suhadi dalam satu hari adalah Rp200.000.
Saat ini Suhadi telah memiliki keluarga sendiri, istrinya tengah mengandung anak pertamanya. Membuat dirinya semakin bersemangat untuk bangkit demi masa depan keluarga terutama anaknya yang akan lahir nanti.
“Ini semua demi anak saya nanti dan keluarga saya. Kemarin yang PPKM saya jatuh banget, tapi sekarang alhamdulillah sudah mulai perlahan bangkit lagi,” katanya.
Gerobak Kopi Kampung BAZNAS milik Suhadi, hadir dalam acara Rakernas RKAT 2022 BAZNAS RI dan BAZNAS Provinsi Se-Indonesia di Jakarta, Kamis, (9/12), menjadi momen untuk mengenalkan dan mengembangkan usaha Kopi Kampung dan program pemberdayaan BAZNAS, karena acara itu dihadiri pimpinan dan perwakilan BAZNAS dari seluruh daerah di Indonesia. Tentu, peluang untuk mengembangkan usahanya juga menjadi lebih besar karena banyak peserta yang hadir mengunjungi booth-nya.
Suhadi punya mimpi untuk membuka kedai yang lebih besar, atau membangun coffee shop yang dapat dikunjungi oleh semua kalangan namun tidak mengurangi kualitas dari Kopi Kampung BAZNAS yang ia kembangkan.
“Saya ingin level-up, mengembangkan usaha saya. Di samping itu saya juga rajin sedekah saya yakin ketika saya berusaha dan tidak lupa akan kewajiban saya membantu sesama, semua urusan saya akan dilancarkan,” katanya.
Saat ini Suhadi juga tengah menimba ilmu bangku kuliah mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam, waktu pagi ia gunakan untuk kuliah, dan malam dari pukul 18.30 hingga 12.00 ia pakai untuk membuka kedai gerobak Kopi Kampung BAZNAS miliknya.
Ia tak lupa akan pentingnya menempuh pendidikan, ia ingin menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya di masa depan, sesulit apapun keadaan jangan pernah putus asa untuk berusaha bangkit, menikmati prosesnya, dan tidak lupa juga untuk membantu sesamanya.